Kamis, 23 Juni 2011

Seni Merangkai Bunga

Ikébana (生花?) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道?, ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Di dalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Pada umumnya, bunga yang dirangkai dengan teknik merangkai dari Barat (flower arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang secara tiga dimensi dan tidak perlu harus dilihat dari bagian depan.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.

ASAL USUL
Asal-usul Ikebana (いけばな) adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang di abad ke-6.
Ada penelitian yang mengatakan Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman kuno yang menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno, manusia merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman dan mengganggapnya sebagai suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang melihat "keanehan" yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia.
Ketakjuban manusia terhadap tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen). Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak merontokkan daunnya di musim dingin.

SEJARAH SENI MERANGKAI BUNGA

Menurut literatur klasik seperti Makura no sōshi yang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada mulanya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.
Ikebana dalam bentuk seperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji Kyoto pada pertengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji secara turun temurun tinggal di kamar () di pinggir kolam (ike), sehingga aliran baru Ikebana yang dimulainya disebut aliran Ikenobō.
Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu.
Di pertengahan zaman Edo hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika) menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū dan aliran Senkeiryū melahirkan banyak guru besar dan ahli Ikebana yang memiliki teknik tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap memengaruhi seni merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line arrangement.
Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.

GAYA RANGKAIAN BUNGA DALAM IKEBANA

Ada 3 gaya dalam Ikebana, yaitu : rikka, shoka dan jiyuka.
Rikka (Standing Flower)adalah ikebana gaya tradisional yang banyak dipergunakan untuk perayaan keagamaan. Gaya ini menampilkan keindahan landscape tanaman. Gaya ini berkembang sekitar awal abad 16. Ada 7 keutamaan dalam rangkaian gaya Rikka, yaitu : shin, shin-kakushi, soe, soe-uke, mikoshi, nagashi dan maeoki
Shoka adalah rangkaian ikebana yang tidak terlalu formal tapi masih tradisional. Gaya ini difokuskan pada bentuk asli tumbuhan. Ada 3 unsur utama dalam gaya Shoka yaitu : shin, soe, dan tai. Sesuai dengan perkembangan zaman, sesudah Restorasi Meiji 1868, gaya ini lebih berkembang karena adanya pengaruh Eropa Nageire arti bebasnya “dimasukan” (rangkaian dengan vas tinggi dengan rangkaian hampir bebas)dan Moribana. rangkaian menggunakan wadah rendah dan mulut lebar). Lalu pada tahun 1977 lahir gaya baru yaitu Shoka Shimputai, yang lebih modern, terdiri dari 2 unsur utama yaitu shu dan yo, dan unsur pelengkapnya, ashirai.
Jiyuka adalah rangkaian Ikebana bersifat bebas dimana rangkaiannya berdasarkan kreativitas serta imaginasi. Gaya ini berkembang setelah perang dunia ke-2. Dalam rangkaian ini kita dapat mempergunakan kawat,logam dan batu secara menonjol.

Bunga Mawar nan Indah

Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.
Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.
Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.
Buah mawar (rose hips) dari Rosa canina
Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan. Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa perkecualian seperti Rosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam.
Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa rugosa menghasilkan buah rose hips yang sangat kaya dengan vitamin C bahkan termasuk di antara sumber vitamin C alami yang paling kaya. Buah rose hips disukai burung pemakan buah yang membantu penyebaran biji mawar bersama kotoran yang dikeluarkan. Beberapa jenis burung seperti burung Finch juga memakan biji-biji mawar.
Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberapa spesies yang tumbuh liar di tanah berpasir di daerah pantai seperti Rosa rugosa dan Rosa pimpinellifolia beradaptasi dengan duri lurus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Walaupun sudah dilindungi duri, rusa kelihatannya tidak takut dan sering merusak tanaman mawar. Beberapa spesies mawar mempunyai duri yang tidak berkembang dan tidak tajam.
Mawar dapat dijangkiti beberapa penyakit seperti karat daun yang merupakan penyakit paling serius. Penyebabnya adalah cendawan Phragmidium mucronatum yang menyebabkan kerontokan daun. Penyakit yang tidak begitu berbahaya seperti Tepung Mildew disebabkan cendawan Sphaerotheca pannosa, sedangkan penyakit Bercak Hitam yang ditandai timbulnya bercak-bercak hitam pada daun disebabkan oleh cendawan Diplocarpon rosae. Mawar juga merupakan makanan bagi larva beberapa spesies Lepidoptera.
Mawar tumbuh subur di daerah beriklim sedang walaupun beberapa kultivar yang merupakan hasil metode penyambungan (grafting) dapat tumbuh di daerah beriklim subtropis hingga daerah beriklim tropis.Selain sebagai bunga potong, mawar memiliki banyak manfaat, antara lain antidepresan, antiviral, antibakteri, antiperadangan, dan sumber vitamin C. Minyak mawar adalah salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapan daun-daun mahkota sehingga dapat dibuat menjadi parfum. Mawar juga dapat dimanfaatkan untuk teh, jelly, dan selai. [1][2]

Kamis, 16 Juni 2011

Bunga Rosella yang Cantik dan Kaya Manfaat

 Perkenalkanlah nama saya Rosela Kostadinova. pada kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan kepada teman-teman mengenai Bunga Rosella yang Cantik dan kaya Manfaat.
Rosella - Hibiscus Sabdariffa
BUNGA ROSELLA
Nama Latin: Hibiscus sabdariffa, L atau ada juga yg menuliskan Hibiscus  rosa sabdariffa, L
Nama daerah  / nama lain : Rozel, asam kumbang, roselle, pokok ribena, rosela, red sorrel, Indian sorrel, Florida cranberry
Famili :Malvaceae
Keterangan:
Tanaman rosella termasuk tanaman semusim, tingginya bisa mencapai 3.5 meter.   Mudah dibudidayakan dari biji  atau dari stek batang.  Perlu banyak cahaya matahari dan tanah yg gembur.   Bagusnya diberi pupuk kandang.   Untuk menyemai rosella, bijinya perlu ditanam kira-kira 20cm dari permukaan tanah.    Pada awal pertumbuhan tanaman rosela perlu sering dibersihkan dari gulma / tanaman liar disekitarnya.   Kelopak Bunga rosella sudah bisa dipetik setelah 3  minggu dihitung dari hari pertama bunga mekar.

Bagian rosella yg dikonsumsi  ialah kelopak bunga atau buahnya yang dipanggil kaliks. Kaliks berwarna merah terang dan bersifat mudah patah.   Kaliks ini dikeringkan dan diseduh sebagai teh, digunakan dalam campuran juice, juga dipakai dalam campuran kue sebagai pewarna dan pengharum.   Daun rosela yg asam bisa dipakai sebagai pemberi rasa asam pada makanan seperti pada sup tomyam dan sup ikan.

Cara membuat teh rosella sangat gampang.  Saya menggunakan rosella asal egypt / mesir yg disebut karkade / karkadeh.  Biasanya saya ambil beberapa kuncup, saya bersihkan secara cepat di bawah kucuran air  matang (gunanya untuk membuang debu yg mungkin ada saat bahan rosella dikeringkan dan dipak).  Kemudian saya seduh dengan air panas, biarkan beberapa saat sampai airnya merah lalu diminum.  Saya minum tanpa tambahan apa2.  Bagi yg tidak biasa dengan rasanya, mungkin  untuk menghilangkan bau rebusan campurkan dengan sedikit perasan jeruk  nipis dan titiskan atau beri madu secukupnya.

Kandunga gizi dari daun dan bunga rosella sbb :
Pada 100 g, buah rosella mengandung
49 calories, 84.5% H2O, 1.9 g protein, 0.1 g fat, 12.3 g karbohidrat, 2.3 g serat, 1.2 g abu, 1.72 mg Ca,   57 mg P,  2.9 mg Fe, 300 mg setara b-carotene, dan 14 mg asam ascorbic.


Dalam tiap 100 g kelopak rosella, mengandung :
44 Kalori, 86.2% H2O, 1.6 g protein,O.l g lemak, 11.1 g karbohidrat, 2.5 g serat, 1.0 g abu, 160 mg Ca , 60 mg P, 3.8 mg Fe, 285 mg setara beta carotene, 0.04 mg thiamine, 0.6 mg riboflavin, 0.5 mg niacin, dan 14 mg asam ascorbic 7.6% moisture, 24.0% protein, 22.3% lemak, 15.3% serat, 23.8% N-free extract,
7.0% abu, 0.3% Ca, 0.6% P, dan 0.4% S.

Pada tiap 100 g daun rosella  mengandung:
43 Kalori, 85.6% H2O, 3.3 g protein, 0.3 g lemak, 9.2 g karbohidrat, 1.6 g serat, 1.6 g abu, 213 mg Ca, 93 mg P, 4.8 mg Fe, 4135 mg setara beta carotene, 0.17 mg thiamine, 0.45 mg riboflavin, 1.2 mg niacin, dan   54 mg asam ascorbic.

Kegunaan, manfaat / khasiat Rosela

Rozel / Rosella  mempunyai sifat astrigen dan antiseptik.  Bisa digunakan sebagai obat batuk, diare dan berak berdarah.  Kandungan vitamin C / asam askorbat  yang tinggi  membantu tubuh membangun sistim imunisasi /  sistem pertahanan melawan penyakit.  Makanya saya minum setiap pagi apalagi saat musim winter, sangat membantu stamina tubuh dan menjauhkan diri saya dari flu dan batuk.  Kalau lagi batuk minum rosella, Insya Allah lendir akan mudah keluar, jadi gak bikin batuk kering (yg bikin tenggorokan sakit).

Kegunaan lain yang biasanya tertulis  dibungkusan kemasan rosella :
- Menurunkan kolesterol dalam darah
- Menurunkan tekanan darah
- Menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
- Sebagai detoks, menetralkan racun
- Menghambat tumbuhnya kanker
- Menjaga stamina
- Menurunkan tingkat penggumpalan lemak di hati
- Menyeimbangkan berat badan
- Mengurangi panas dalam dan susah buang air besar
- Membantu memulihkan dari ketergantungan obat
- Mengurangi pusing / migraine
- Mengandung multivitamin, termasuk vitamin C dan beta karoten
- Mengobati batuk, diare.

Catatan:
Bagi penderita penyakit maag di usahakan meminum teh rosella ini sehabis makan dan tehnya di campur dengan madu secukupnya.